Sabtu, 30 Agustus 2025

Antara Angin, Air, dan Canda


   Di siang yang terik, matahari berdiri tegak di atas kepala, menyala tanpa ampun, menyiramkan panas yang membuat dahi berkilau peluh. Namun, di waduk yang luas, panas berubah jadi cerita. Kami menemukan teduh dari tawa yang berhamburan di udara.
   Di atas warung apung, kami duduk berdekatan, berbagi makanan yang dibumbui canda tawa tak ada habisnya. Canda dan gurau yang membuat semuanya terasa cukup.
   Warung apung perlahan bergerak, mengelilingi waduk yang berkilau oleh cahaya siang. Seakan membawa serta riang kami berlayar di atas cerita. 
   Angin berhembus lembut, air berkilau memantulkan langit yang luas, dan di antara canda yang pecah di tepi gelas plastik. Suara riak air seolah ikut menertawakan kami, mendendangkan lagu sederhana.
   Hari itu, siang yang terik bukanlah halangan, melainkan bingkai dari momen ringan yang kelak terasa berat di ingatan.
   

Minggu, 10 Agustus 2025

Menghiasi Hari dengan Keseruan di Umbul Ngabeyan, Pengging

 


  Di bawah teriknya matahari, aku dan teman-teman yang begitu bersemangat untuk menuju ke tempat yang menunggu kami merajut keseruan dan kegembiraan. Perjalanan menuju tempat itu bagai sebuah pengembaraan melalui gurun panas yang tak berujung. Kami menyeka keringat yang membasahi dahi, mata kami yang sedikit terpejam karena silau cahaya yang begitu kuat.

  Namun, panasnya perjalanan itu terlupakan ketika kami tiba di Umbul, kami disambut dengan airnya yang jernih dan sejuk. Kami berlari, tak sabar, melompat ke dalam pelukan air yang menyejukkan, membiarkan diri kami tenggelam dalam kesegarannya. Kaki-kaki kami menginjak bebatuan licin dengan gembira, kami bermain air dengan keseruan yang tak terhentikan. Kami berkejaran, saling ciprat air, dan tertawa bersama-sama di antara gelembung air yang menari di permukaan.

  Ketika bayang-bayang pepohonan yang rindang mulai memanjang, dengan berat hati, aku dan kawan-kawan memutuskan untuk melangkah keluar dari Umbul itu. Air jernihnya masih menggoda kami dengan kelembutannya, kami masih merasakan sentuhan airnya pada kulit kami. Sebuah tempat yang telah menciptakan banyak kenangan bagi kami. 

Antara Angin, Air, dan Canda

   Di siang yang terik, matahari berdiri tegak di atas kepala, menyala tanpa ampun, menyiramkan panas yang membuat dahi berkilau pel...